"SEKILAS TENTANG WUSHU"
Pada masa dulu dan
juga sekarang masih sering kita dengar kata-kata “Berlatih Kung Fu”, sedikit
sekali yang mengatakan berlatih Wushu. Memang sampai saat ini penggunaan
istilah Wushu diseluruh dunia belum beragam. Sebab sejarah perjalanan Wushu ke
arena olahraga masih pendek dan belum dikenal dan diketahui secara luas. Bila
diselami setindak lebih mendalam ke lapisan kebudayaan, Wushu menyangkut
falsafah klasik Tiongkok, seni dan kedokteran tradisional dan bidang-bidang
lain.
Di dalam sejarah kebudayaan tiongkok, terdapat sumber-sumber Wushu yang beraneka ragam. Dalam beberapa ribu tahun ini, istilah-istilah yang digunakan bermacam-macam. Istilah yang paling banyak digunakan wuyi atau dalam penterjemahan sebagai martial art. Setelah memasuki abad ke-20 ini istilah Wushu mulai populer. Sebelumnya orang-orang menggunakan dialek Cantonese dan Hokkian, yaitu menggunakan istilah “Kunthao”. Di dunia barat justru istilah “Kung Fu” yang paling populer, oleh karenanya orang menjadi bingung. Istilah Kung Fu sebagai pronome Wushu sesungguhnya diciptakan dan dibawa pulang ke benua Eropa oleh para penginjil Perancis yang berhasil mendalami teknik Qigungdari para Taoist. Pada tahun 60-70an berikut film Kung Fu yang dibintangi oleh eksponen Wushu “Bruce Lee”, istilah Kung Fu menjadi buah bibir tua dan muda.
Kung Fu sebenarnya secara literal berarti kemampuan yang diperoleh dari ketekunan latihan atau dapat diartikan sebagai skill, workmanship, art. Maka peribahasa Tiongkok berkata: “Asalkan Kung Funya (ilmu atau latihannya) mendalam, ibarat tongkat besi diasah menjadi jarum”. Maknanya ialah asalkan kita tekun apa saja yang kita jalani atau pelajari, semuanya akan berhasil. Wushu harus bisa mencapai “Kung Fu” atau dengan tekun menguasai teknik yang mendasar, kokohkan fondasinya, kembangkan teknik dan tenaga
.
Wushu berarti ilmu beladiri dan ilmu perang zaman dulu dari
Tiongkok. Wushu mempunyai sejarah yang cukup lama dengan mengikuti kemajuan
zaman dan keperluannya. Wushu mengandung paham IN-YANG (positif-negatif)
sebagai dasar serta mengikuti perkembangan sejarah, akhirnya mempunyai bentuk
untuk mengolah diri dan raga, untuk pengobatan dan untuk melatih mental yang
dipakai untuk melatih ketentraman. Akhirnya Wushu dari Ilmu Gerak Badan dan
Beladiri melangkah menjadi Ilmu Olahraga atau dengan kata lain Wushu dari arena
perang berubah ke arena olahraga yang dipertandingkan.
Materi Wushu cukup kaya/banyak, golongannyapun juga banyak. Setiap golongan mempunyai gaya, teknik dan karakte tersendiri tapi pada umumnya teknik berlatih dan pelaksanaannya banyak persamaannya.
Wushu mengutamakan kekuatan dan kelenturan yang saling menunjang. Di dalam kekuatan mengandung kelenturan dan di dalam kelenturan mengandung kekuatan. Nan Quan mempunyai sebutan ganas, kuat dan bertenaga, pada pelaksanaannya tidak selalu harus kuat dan bertenaga. Sebelum mengeluarkan kekuatan harus menyimpan tenaga dulu baru diledakkan tenaganya.
Wushu mengutamakan tenaga dalam dan luar yang harus bersatu, keharmonisan gaya yang alamiah (bentuk luar), gerak tangan, mata dan tubuh serta kekuatannya sehingga tercapai kharisma dan wibawa. Wushu selalu memperhatikan Chi (energi) yang diendapkan di meridian Tan Tien dan mengaturnya. Wushu mengutamakan penyaluran tenaga dalam, otot dan tendon secara lancar, baik, logis dan tepat. Wushu sport dari permulaan mengutamakan Chi yang harus bisa menembus terus menerus, tidak terputus-terputus. Walaupun kekuatannya berkurang tapi Chi-nya tetap bersambung.
Sejak awal perkembangan Wushu, pelatihan Wushu sudah terbagi menjadi dua bagian/jurusan; yang pertama untuk ketahanan fisik, lazim dinamakan qigong atau ilmu pernapasan; yang kedua untuk bertempur secara fisik, lazim dinamakan waigong atau teknik tempur.
Materi Wushu cukup kaya/banyak, golongannyapun juga banyak. Setiap golongan mempunyai gaya, teknik dan karakte tersendiri tapi pada umumnya teknik berlatih dan pelaksanaannya banyak persamaannya.
Wushu mengutamakan kekuatan dan kelenturan yang saling menunjang. Di dalam kekuatan mengandung kelenturan dan di dalam kelenturan mengandung kekuatan. Nan Quan mempunyai sebutan ganas, kuat dan bertenaga, pada pelaksanaannya tidak selalu harus kuat dan bertenaga. Sebelum mengeluarkan kekuatan harus menyimpan tenaga dulu baru diledakkan tenaganya.
Wushu mengutamakan tenaga dalam dan luar yang harus bersatu, keharmonisan gaya yang alamiah (bentuk luar), gerak tangan, mata dan tubuh serta kekuatannya sehingga tercapai kharisma dan wibawa. Wushu selalu memperhatikan Chi (energi) yang diendapkan di meridian Tan Tien dan mengaturnya. Wushu mengutamakan penyaluran tenaga dalam, otot dan tendon secara lancar, baik, logis dan tepat. Wushu sport dari permulaan mengutamakan Chi yang harus bisa menembus terus menerus, tidak terputus-terputus. Walaupun kekuatannya berkurang tapi Chi-nya tetap bersambung.
Sejak awal perkembangan Wushu, pelatihan Wushu sudah terbagi menjadi dua bagian/jurusan; yang pertama untuk ketahanan fisik, lazim dinamakan qigong atau ilmu pernapasan; yang kedua untuk bertempur secara fisik, lazim dinamakan waigong atau teknik tempur.
lmu pernapasan sering disertai gerakan senam guna melengkapi
pelatihannya. Dalam menunjang pelatihan waigong (seni tempur), mereka juga
dilengkapi serial latihan gerakan dasar untuk mempersiapkan ketahanan jasmani;
gerakan ini menyerupai senam tetapi tidak seberat standar yang dituntut senam
sehinga ia lebih mudah dilakukan oleh orang banyak. Bagi mereka yang terlalu
berat ikut olahraga senam, Wushu merupakan pilihan terbaik untuk mengembangkan
bakat olahraga dan seni keindahan gerakan badan.
Pelatihan gerakan-gerakan dasar Wushu memang tidak seberat patokan cabang olahraga senam, tetapi sama sekali tidak boleh dianggap enteng. Objek penempaan fisik hampir mencakup seluruh bagian anggota badan, mulai kepala sampai ujung kaki. Seperti jari-jari dan hasta tangan, siku, lutut, telapak tangan dan kaki, tulang punggung dan bahu, refleksi mata dan telinga, dsb. Sesuai kondisi masing-masing latihan dapat dimulai sejak usia enam tahun sampai usia lanjut. Gerakan Wushu komplit; meliputi berjalan, lari, lompat, teknik pukulan dan tendangan, keseimbangan, salto, kip, push up dan lain-lain.
Hasil yang dicapai latihan Wushu tidak kalah dengan cabang olahraga atletik maupun renang karean sama-sama mencangkup keseluruhan ketahanan tubuh. Keuntungan berlatih Wushu sebagaimana terurai di atas, masih akan diraih keuntungan di samping seperti ketajaman kewaspadaan lingkungan, karena dalam pelatihan seseorang dituntut mewaspadai lawan; keserasian gerakan dan reaksi anggota tubuh lebih gesit, demikian pula kepercayaan akan kemampuan diri dalam menghadapi tantangan yang tidak diinginkan.
Sampai kini pecinta Wushu di dunia internasional setiap hari bertambah banyak. Ini semua bukan tidak berdasar, tapi disebabkan karena Wushu mempunyai cara berlatih yang berharga (bernilai). Banyak yang telah membuktikan bahwa dengan berlatih Wushu bisa meningkatkan daya tahan tubuh, membeladiri dari penyakit dan mengadakan pengobatan secara terapi. Siapapun mengetahhui bahwa Wushu adalah seni Ilmu Beladiri yang bisa dipakai untuk menyerang dan menangkis serangan. Melalui latihan Wushu kita bisa belajar teknik beladiri dari serangan musuh dan penyakit. Wushu sudah sejak ribuan tahun selalu memakai filsafat sopan santun, mengutamakan moral dan moral ini merupakan syarat utama. Melalui latihan Wushu manusia menjadi tenang, tidak sombong serta saling menghormati antar sesama manusia, dapat mengendalikan diri secara sempurna. (dari berbagai sumber)
Pelatihan gerakan-gerakan dasar Wushu memang tidak seberat patokan cabang olahraga senam, tetapi sama sekali tidak boleh dianggap enteng. Objek penempaan fisik hampir mencakup seluruh bagian anggota badan, mulai kepala sampai ujung kaki. Seperti jari-jari dan hasta tangan, siku, lutut, telapak tangan dan kaki, tulang punggung dan bahu, refleksi mata dan telinga, dsb. Sesuai kondisi masing-masing latihan dapat dimulai sejak usia enam tahun sampai usia lanjut. Gerakan Wushu komplit; meliputi berjalan, lari, lompat, teknik pukulan dan tendangan, keseimbangan, salto, kip, push up dan lain-lain.
Hasil yang dicapai latihan Wushu tidak kalah dengan cabang olahraga atletik maupun renang karean sama-sama mencangkup keseluruhan ketahanan tubuh. Keuntungan berlatih Wushu sebagaimana terurai di atas, masih akan diraih keuntungan di samping seperti ketajaman kewaspadaan lingkungan, karena dalam pelatihan seseorang dituntut mewaspadai lawan; keserasian gerakan dan reaksi anggota tubuh lebih gesit, demikian pula kepercayaan akan kemampuan diri dalam menghadapi tantangan yang tidak diinginkan.
Sampai kini pecinta Wushu di dunia internasional setiap hari bertambah banyak. Ini semua bukan tidak berdasar, tapi disebabkan karena Wushu mempunyai cara berlatih yang berharga (bernilai). Banyak yang telah membuktikan bahwa dengan berlatih Wushu bisa meningkatkan daya tahan tubuh, membeladiri dari penyakit dan mengadakan pengobatan secara terapi. Siapapun mengetahhui bahwa Wushu adalah seni Ilmu Beladiri yang bisa dipakai untuk menyerang dan menangkis serangan. Melalui latihan Wushu kita bisa belajar teknik beladiri dari serangan musuh dan penyakit. Wushu sudah sejak ribuan tahun selalu memakai filsafat sopan santun, mengutamakan moral dan moral ini merupakan syarat utama. Melalui latihan Wushu manusia menjadi tenang, tidak sombong serta saling menghormati antar sesama manusia, dapat mengendalikan diri secara sempurna. (dari berbagai sumber)
LEGENDA KUNGFU YANG LUCHAN
Nah,
teman-teman disini tentu pernah melihat film yang berjudul Taichi Hero dan
Taichi Zero. Film yang bergenre komedi action tersebut sebenarnya
menceritakan tentang kisah legenda KUNGFU Taichi yaitu Yang Luchan yang
diparodikan sedemikian rupa sehingga menjadi film komedi. Di bawah ini, saya
akan menceritakan mengenai kisah dan cerita sesungguhnya dari Yang Luchan.
Yang
Luchan yang juga dikenal dengan Yang Fukui (1799-1872) lahir di Guangping
adalah seorang master terkenal yang pertama kali mengajarkan Taichi secara umum
di Cina di sekitar paruh akhir abad ke-19. Dia terkenal sebagai orang yang
mendirikan Taichi aliran Yang.
Yang Luchan adalah seorang petani miskin dari Provinsi
Hebei, Daerah Administrasi Guangping, Desa Yongnian. Di masa mudanya, Yang
biasa mengikuti ayahnya menanam di ladang dan melakukan pekerjaan sambilan
untuk memnuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Sekali waktu, Yang menghabiskan
waktunya melakukan pekerjaan-pekerjaan di toko obat Cina Tai He Tang yang
terletak di bagian barat Desa Yongnian. Toko obat tersebut didirikan oleh Chen
De Hu yang merupakan penduduk asli Desa Chenjiagou dari Provinsi Henan. Sejak
masih kecil, Yang Luchan menyukai beladiri dan dan mempelajari KUNGFU Chang Quan
(kungfu berbasis serangan jarak jauh dan kelincahan) dan memperoleh tingkat
yang tinggi dalam beladiri tersebut.
Pohon sanad pengajaran Taichi aliran Yang |
Suatu
hari, Yang Luchan menyaksikan salah satu temannya yang bekerja di toko obat
mengeluarkan teknik KUNGFU yang belum pernah dia lihat sebelumnya, dengan
mudah mengalahkan sekelompok orang yang dicurigai sebagai pencuri. Karena
peristiwa ini, Yang meminta untuk belajar kepada pemilik toko obat yaitu Chen
De Hu. Chen kemudian menyarankan Yang Luchan untuk mempelajari langsung ke
gurunya sendiri, pewaris generasi ke-14 Desa Chen Jiagou yaitu Chen Chang Xing.
Setelah
menguasai berbagai ilmu yang diajarkan oleh Chen Chang Xing di Desa Chenjiagou, Yang Luchan
diizinkan oleh gurunya untuk mengajar di Beijing dan mengambil murid sendiri.
Diantara murid-muridnya adalah Wu Yu Xiang dan saudara-saudaranya yang
merupakan pegawai resmi Kerajaan Dinasti Qing.
Pada
tahun 1850, Yang dipekerjakan oleh Keluarga Kerajaan untuk mengajar Taichi
kepada mereka dan kepada beberapa pengawal elit Kerajaan Manchu di “Kota
Terlarang Beijing”. Diantara muridnya yang terkenal adalah Wu Quan You. Dari
sinilah dimulai persebaran Taichi yang asalnya merupakan beladiri rahasia
keluarga di desa terpencil ke pusat Cina dan kemudian berkembang secara
internasional.
Dikarenakan
pengaruh dan jumlah ahli beladiri yang dia latih termasuk darah dagingnya
sendiri, Yang Luchan diakui oleh 4 hingga 5 aliran Taichi sebagai guru yang
mengajarkan sanad keilmuan Taichi pada mereka.
Legenda
Yang Wudi (Yang si Tak terkalahan)
Setelah
pergi dari Chen Jiagou, Yang Luchan menjadi terkenal karena dia tidak pernah
kalah dalam pertarungan dan tidak pernah benar-benar membuat lawannya terluka.
Dengan kemampuannya yang sangat tinggi sebagai ahli beladiri, Yang Luchan
terkenal dengan julukan Yang Wudi yang berarti Yang si Tak
Terkalahkan. Sejak saat itu, banyak legenda yang mengisahkan berbagai
cerita pertarungan luar biasa telah dialami oleh Yang Luchan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar